Sabtu, 16 Juni 2012

SOLOMON’S OPPONENT-PROCESS THEORY OF ACQUIRED MOTIVES

Richard Solomon dari Universitas Pennsylvania mengusulkan sebuah teori yang memiliki implikasi penting bagi studi kita mengenai motivasi baru, khususnya hal yang sulit dijelaskan dengan cara atau perspektif yang berbeda. Misalnya mengapa orang suka melakukan hal-hal yang menakutkan atau hal-hal yang aneh. Misalnya parachute jumping, menonton film horror/monster, hobi donor darah, tidak takut api yang besar, pembedahan, dan lain sebagainya. Atau mengapa orang sangat tergantung pada pasangannya padahal mereka sudah tidak nyaman lagi bersama mereka?
Solomon menemukan 2 komponen pada setiap reaksi pada sebuah situasi emosional. Komponen pertama ia sebut reaksi A. Bersifat sementara dan kuat. Contohnya ketika menerima sebuah penghargaan, seseorang mungkin merasa hebat dan bahagia pada saat memegang medali atau sertifikat. Respon ini mungkin berhubungan dengan aktivitas neural di otak; cepat dan hampir bersamaan dengan pengalaman emosi yang menyebabkan rangsangan.
Komponen kedua ia sebut reaksi B yang merupakan lawan dari reaksi A. Jika reaksi A adalah kesenangan, maka B adalah kesedihan dan sebaliknya. Reaksi B lebih lambat dibuat dan lebih lambat dihilangkan. Sejam setelah dapat hadiah, seseorang bisa saja sedikit down tetapi perasaan itu berangsur hilang sejalan berakhirnya hari.
Contoh nya pada kegiatan parachute jumping. Penerjun pemula merasa ketakutan saat akan terjun dari pesawat. Ini adalah reaksi A, respon yang cepat dan kuat pada sebuah situasi. Setelah melakukan lompatan dan mendarat, penerjun pemula tersebut akan merasa sangat luar biasa, sangat berbahagia. Inilah reaksi B, pantulan dari ketakutan awal dan kesenangan karena mampu menaklukkan ketakutan tersebut. Selama lompatan tersebut, sebelum parasut dibuka, penerjun pemula mengalami perasaan yang menyeramkan. Mereka berteriak, pupil membesar, mata menonjol, tubuhnya melengkung dan kaku, jantung berdegup cepat, dan peranfasan tidak teratur. Setelah mendarat dengan aman, mereka akan berjalan dengan wajah yang tanpa ekpresi untuk beberapa saat. Tetapi setelah itu mereka mulai senyum, berbicara sambil menggerakkan tangan dan sangat gembira.
Opponent-process theory juga menjelaskan mengapa orang bisa belajar untuk menikmati atau menyenangi hal-hal yang aneh. Contohnya film horor. Film ini awalnya menakutkan, tetapi setelah itu menjadi biasa saja dan pada akhirnya menjadi menyenangkan. Begitu juga halnya Seorang dokter bedah yang menikmati pembedahan, dan pemadam kebakaran yang tidak takut dengan api besar. Dalam setiap kasus tersebut kejadian yang pada awalnya menakutkan dan  traumatis menghasilkan reaksi B yang menyenangkan, bahkan menyebabkan ketagihan.
Contoh lain adalah donor darah. Donor darah bisa juga membuat ketagihan. Pada saat pertama kali mendonor seorang pendonor mengatakan bahwa ia merasa gelisah, ragu, curiga, marah, dan gugup. Setelah donor, ia merasa santai, riang, dan murah hati. Semakin sering seseorang mendonorkan darah, semakin sedikit efek negative yang dirasakannya dan efek positif semakin banyak. Tanpa disadari mereka memperoleh respon positif untuk donor darah.
Bagaimana dengan kecanduan Obat-obatan terlarang?
Pada mulanya, kecanduan narkotika menimbulkan reaksi A yang besar. Contohnya rasa bahagia yang besar, dan sedikit depresi setelah itu. Ini sering disebut periode bulan madu dalam kecanduan. Tetapi setelah kegiatan ini diulang terus, kebahagiaan itu berkurang secara drastis. Reaksi B semakin kuat. Dalam kasus ini berarti efek negatif semakin kuat. Segera, stimulus yang adiktif sangat dibutuhkan, karena periode penarikan diri sangat tidak menyenangkan, tidak ada yang istimewa dari Narkotika. Inilah akhir bulan madu tersebut.
            Hal ini tidak selalu terjadi. Lalu kapan peristiwa seperti ini tidak terjadi? kapan kesenangan dari sebuah aktivitas itu tidak hilang?
Jawaban singkatnya adalah ketika reaksi A tidak cukup kuat, tidak diulang terlalu sering. Orang yang terbiasa minum anggur pada saat makan malam tidak akan bosan melakukannya atau mencari sesuatu yang lain yang lebih menantang. Orang yang minum anggur pada malam hari tidak akan mengalami hangover (perasaan sakit setelah minum anggur atau minuman keras) keesokan harinya.
            Mengapa sulit mengakhiri hubungan yang loveless?
Contohnya kamu menyukai seorang pria yang baru kamu kenal dan tergila-gila akannya. Perasaan itu diikuti oleh perasaan yang kontras, merindukannya ketika tidak bersama denganmu. Positifnya tidak hanya bersama dengannya tetapi juga mendapatkannya juga menguatkan karena menghentikan perasaan negative yaitu merindukannya. Lagi pula ketika perasaan positf berkurang, perasaan rindu semakin kuat. Kalau kamu berhenti melihatnya karena perasaan positif mu hilang, ini lah perasaan negative merindukannya untuk kembali lagi. Inilah penjelasan Solomon mengenai mengapa susah mengakhiri hubungan yang loveless. Bukan kebahagiaan yang kamu rasakan, karena itu sudah lama hilang. Melainkan itu adalah gejala penarikan diri yang sulit diterima. Bila kedengarannya seperti kecanduan Narkotika, ini bukanlah suatu kebetulan. Solomon melihat kecanduan heroin dan obat-obat lainnya sama. Awalnya kesenangan, diikuti perasaan yang tidak nyaman. Setelah penggunaan rutin, kesenangan berkurang. Tetapi rasa kenikmatan memburuk. Ini adalah perasaan yang memotivasi mengonsumsi lebih banyak narkotika lagi, tidak mengurangi kesenangan yang dibawa obat-obatan tersebut.
Teori Solomon tidak relevan intuk semua motivasi, tetapi membantu kita memahami beberapa motivasi yang membingungkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar