Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut,
yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional
(sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan
keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu
anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya
sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan
dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa.
Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Guess this means you're sorry
You're standing at my door
Guess
this means you take back
All you said before
Like how much you
wanted
Anyone but me
Said you'd never come back
But here you
are again
'Cause we belong together now, yeah
Forever united
here somehow, yeah
You got a piece of me
And honestly,
My life
(my life) would suck (would suck) without you
Baby I was stupid
for telling you goodbye
Maybe I was wrong for tryin' to pick a fight
I
know that I've got issues
But you're pretty messed up too
Either
way, I found out I'm nothing without you
'Cause we belong
together now, yeah
[From:
http://www.elyrics.net/read/k/kelly-clarkson-lyrics/my-life-would-suck-without-you-lyrics.html]
Forever
united here somehow, yeah
You got a piece of me
And honestly,
My
life (my life) would suck (would suck) without you
Being with
you
Is so dysfunctional
I really shouldn't miss you
But I can't
let you go
Oh yeah
'Cause we belong together now, yeah
Forever
united here somehow, yeah
You got a piece of me
And honestly,
My
life would suck without you
'Cause we
belong together now, yeah
Forever united here somehow, yeah
You
got a piece of me
And honestly,
My life (my life) would suck
(would suck) without you
“Teknologi Pembelajaran
adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan,
serta evaluasi tentang proses dan
sumber untuk belajar.”
Rumusan tentang pengertian
Teknologi Pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan, sejalan dengan
sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri. Di bawah ini
dikemukakan beberapa definisi tentang Teknologi Pembelajaran yang memiliki
pengaruh terhadap perkembangan Teknologi Pembelajaran.
Definisi
Association for Educational Communications Technology (AECT)
1963
“ Komunikasi audio-visual
adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang terutama berkepentingan
dengan mendesain, dan menggunakan pesan guna
mengendalikan proses belajar, mencakup kegiatan : (a) mempelajari
kelemahan dan kelebihan suatu pesan dalam proses belajar; (b)
penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam
lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan
pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan
praktisnya adalah pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif
untuk membantu pengembangan potensi pembelajar secara maksimal.”
Meski masih menggunakan
istilah komunikasi audio-visual, definisi di atas telah menghasilkan
kerangka dasar bagi pengembangan Teknologi Pembelajaran berikutnya serta
dapat mendorong terjadinya peningkatan pembelajaran.
Definisi
Commission on Instruction Technology (CIT) 1970
“Dalam pengertian yang lebih
umum, teknologi pembelajaran diartikan sebagai media yang lahir sebagai akibat
revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran di
samping guru, buku teks, dan papan tulis…..bagian yang membentuk teknologi
pembelajaran adalah televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras
maupun lunak lainnya.”
“Teknologi Pembelajaran
merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi
keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan
pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang
menggunakan kombinasi sumber manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung
efektif.”
Dengan mencantumkan
istilah tujuan khusus, tampaknya rumusan tersebut berusaha mengakomodir
pengaruh pemikiran B.F. Skinner (salah seorang tokoh Psikologi Behaviorisme)
dalam teknologi pembelajaran. Begitu juga, rumusan tersebut memandang
pentingnya penelitian tentang metode dan teknik yang digunakan untuk mencapai
tujuan khusus.
Definisi
Silber 1970
“Teknologi Pembelajaran
adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan,
pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan,
teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan
personal) secara sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah
belajar”.
Definisi yang dikemukakan
oleh Kenneth Silber di atas menyebutkan istilah pengembangan. Pada
definisi sebelumnya yang dimaksud dengan pengembangan lebih diartikan
pada pengembangan potensi manusia. Dalam definisi Silber, penggunaan istilah
pengembangan memuat dua pengertian, disamping berkaitan dengan pengembangan
potensi manusia juga diartikan pula sebagai pengembangan dari Teknologi
Pembelajaran itu sendiri, yang mencakup : perancangan, produksi, penggunaan dan
penilaian teknologi untuk pembelajaran.
Definisi
MacKenzie dan Eraut 1971
“Teknologi Pendidikan
merupakan studi sistematik mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat
dicapai”
Definisi sebelumnya
meliputi istilah, “mesin”, instrumen” atau “media”, sedangkan dalam
definisi MacKenzie dan Eraut ini tidak
menyebutkan perangkat lunak maupun perangkat keras, tetapi lebih berorientasi
pada proses.
Definisi
AECT 1972
Pada tahun 1972, AECT berupaya
merevisi defisini yang sudah ada (1963, 1970, 1971), dengan memberikan rumusan
sebagai berikut :
“Teknologi Pendidikan
adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada
manusia melalui usaha sistematik dalam : identifikasi, pengembangan,
pengorganisasian dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan
pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut”.
Definisi ini didasari
semangat untuk menetapkan komunikasi audio-visual sebagai suatu bidang studi.
Ketentuan ini mengembangkan gagasan bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu
profesi.
Definisi
AECT 1977
“Teknologi pendidikan
adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan,
sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang, melaksanakan,
menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada
manusia.
Definisi tahun 1977, AECT
berusaha mengidentifikasi sebagai suatu teori, bidang dan profesi. Definisi
sebelumnya, kecuali pada tahun 1963, tidak menekankan teknologi pendidikan
sebagai suatu teori.
Definisi
AECT 1994
“ Teknologi Pembelajaran
adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan,
serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.”
Meski dirumuskan dalam
kalimat yang lebih sederhana, definisi ini sesungguhnya mengandung makna yang
dalam. Definisi ini berupaya semakin memperkokoh teknologi pembelajaran sebagai
suatu bidang dan profesi, yang tentunya perlu didukung oleh landasan
teori dan praktek yang kokoh. Definisi ini juga berusaha
menyempurnakan wilayah atau kawasan bidang kegiatan dari teknologi
pembelajaran. Di samping itu, definisi ini berusaha menekankan pentingnya
proses dan produk.
Sejalan dengan
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat,
khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi maka tidak mustahil
ke depannya teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan
memperkokoh diri menjadi suatu disiplin ilmu dan profesi yang dapat lebih jauh
memberikan manfaat bagi pencapaian efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Charles Spearman adalah murid dari Wundt di Leipzig dan Galton di
London. Ia memulai karirnya sebagai psikolog dan pada tahun 1904 ia meletakkan
dasar psikonometri sebagai salah satu ilmu kuantitatif. Konsep one factor yang
diusulkannya menyebkan ia memperoleh julukan “the father of factor analysis”.
Teori intelegensi spearman merupakan teori faktor yang muncul dalam upayanya
untuk mendeskripsikan struktur intelegensi ke dalam satu atau lebih kemampuan
yang berdiri sendiri melalui analisis faktor yang membangun konstruk kemampuan.
Menurut Spearman, kecerdasan ialah kemampuan umum untuk berpikir dan menimbang.
Pandangan Spearmanmengenai inteligensi ini ditunjukkan dalam teorinya
mengenai kemampuan mental yang populer dengan nama teori dua faktor (two
factor theory).
Spearman memiliki latar belakang yang tidak biasa bagi seorang
psikolog. Setelah 15 tahun bekerja sebagai perwira di Angkatan Darat Inggris ia
mengundurkan diri untuk belajar dan mengambil gelar PhD dalam psikologi
eksperimental.
Di Inggris, psikologi ini umumnya dipandang sebagai cabang
filsafat dan Spearman yang ingin belajar di Leipzig di bawah Wilhelm Wundt ,
karena Spearman tidak memiliki kualifikasi konvensional dan Leipzig memiliki
persyaratan masuk liberal. Dia mulai pada tahun 1897, dan setelah beberapa
gangguan (dia dipanggil kembali ke tentara selama Perang Afrika Selatan ) ia
memperoleh gelar sarjana pada tahun 1906. Dia telah menerbitkan makalah pada
analisis faktor kecerdasan (1904). Spearman bertemu dan terkesan dengan
psikolog William McDougall yang meminta Spearman untuk menggantikannya ketika
ia meninggalkan posisinya di University College London . Spearman tinggal di
University College sampai ia pensiun pada 1931. Awalnya ia Pembaca dan kepala
laboratorium psikologi kecil. Pada tahun 1911 ia dipromosikan ke jabatan guru
Grote dari Filsafat Pikiran dan Logika . Gelarnya diubah menjadi Profesor
Psikologi pada tahun 1928 ketika pemisahan Departemen Psikologi telah
dibuat.
Spearman sangat dipengaruhi oleh karya Francis Galton . Galton
merupakan perintis dalam bidang psikologi dan mengembangkan
korelasi , alat statistik utama yang digunakan oleh Spearman. Dalam
statistik, Spearman mengembangkan korelasi rank (1904), versi
non-parametrik korelasi Pearson konvensional, serta kedua banyak digunakan
untuk koreksi atenuasi (1907), dan versi paling awal dari 'analisis faktor'
(Lovie & Lovie , 1996, hal 81). Pekerjaan statistik nya tidak dihargai oleh
rekannya Karl Pearson dan ada perseteruan panjang antara mereka. Meskipun
Spearman mendapat pengakuan paling tinggi pada zamannya dalam bidang statistik,
ia menganggap pekerjaan ini sebagai bawahan usahanya mencari hukum-hukum dasar
psikologi, dan dia sekarang terkenal untuk keduanya.
Hidup
Spearman mulai dan berakhir di kota London. Dia memiliki tiga anak perempuan
dan satu anak, yang meninggal awal tahun 1941 di Kreta.
TEORI INTELEGENSI
Psikolog
Inggris Charles Spearman (1863-1945) menggambarkan sebuah konsep yang disebut
sebagai kecerdasan umum , atau faktor g. Menurut Spearman
bahwa kecakapan intelektual terdiri dari dua macam. Korelasi “g” factor dan “s“
factor dalam performance. Menurut Spearman intelegensi mengandung 2 macam
faktor, yaitu:
General ability atau general
faktor (“g” faktor). Faktor ini terdapat pada semua individu, tetapi
berbeda satu dengan yang lainnya (mendasari semua perilaku orang). Faktor
ini selalu didapati dalam semua “performance”. Faktor ini umumnya
berhubungan dengan Kemampuan menyelesaikan masalah atau tugas – tugas
secara umum (misalnya, kemampuan menyelesaikan soal – soal matematika)
Special ability atau special
faktor (s faktor). Faktor ini merupakan faktor yang khusus mengenai bidang
tertentu (berfungsi pada perilaku-perilaku khusus saja). Dengan demikian,
maka jumlah faktor ini banyak, misalnya ada S1, S2, S3, dan sebagainya
sehingga kalau pada seseorang “s” factor dalam bidang tertentu dominan,
maka orang itu akan menonjol dalam bidang tersebut. Umumnya contoh dari
faktor ini dapat dilihat dari kemampuan menyelesaikan masalah atau tugas -
tugas secara khusus (misalnya, mengerjakan soal – soal perkalian,atau
penambahan dalam matematika)
Setelah menggunakan teknik yang dikenal sebagai analisis faktor
untuk untuk memeriksa sejumlah tes bakat mental, Spearman menyimpulkan bahwa
skor pada tes ini sangat mirip. Orang yang memiliki kinerja yang baik pada
satu tes kognitif cenderung melakukan dengan baik pada tes lain, sementara
mereka yang mendapat skor buruk pada satu tes cenderung memiliki skor buruk
pada tes lain. Dia menyimpulkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan umum
kognitif yang dapat diukur dan dinyatakan secara numerik.
Spearman berspekulasi bahwa jika semua tes mental berkorelasi
positif harus ada beberapa variabel umum atau faktor yang menghasilkan korelasi
positif. Pada tahun 1904 Spearman menerbitkan artikel yang menggunakan
metode statistik untuk menunjukkan bahwa korelasi positif antara tes mental
memang dihasilkan dari faktor pokok umum. Metode ini dikenal sebagai analisis
faktor. Dengan Menggunakan faktor analisis Spearman percaya akan ada
kemungkinan untuk mengidentifikasi kelompok tes yang mengukur kemampuan
umum. Berdasarkan teknik analisis faktor Charles Spearman menyatakan bahwa
faktor derek langsung dapat mempengaruhi skor individu pada tes mental.Dia
menyebutnya faktor pertama kecerdasan umum atau faktor umum" (Encarta.msn,
2006). Faktor umum yang mewakili semua tes mental karena memiliki kesamaan.
Skor pada semua tes berkorelasi positif. Dia percaya bahwa hal ini di
karenakan semua tes digambarkan pada faktor umum. Faktor Kedua
Charles Spearman adalah faktor tertentu. Faktor spesifik yang berhubungan
dengan kemampuan apapun yang unik, tes tertentu diperlukan sehingga tes
yang satu berbeda dari tes yang lain. Spearman dan para pengikutnya lebih
menekankan pada kecerdasan umum dari pada faktor tertentu.
Psikologi pendidikan merupakan
cabang psikologi yang mengkhususkan diri pada pemahaman tentang proses belajar
dan mengajar dalam lingkungan pendidikan.
Sebagai sebuah ilmu tujuan
psikologi pendidikan adalah member kita pengetahuan riset yang dapat secara
efektif diaplikasikan untuk situasi mengajar.
Pertanyaanyang timbul ketika membaca buku psikologi
pendidikan bab 1 yaitu:
Mengapa penting bagi seorang guru
untukmenciptakan kelas yang penuh
perhatian dan nyaman bagi murid?
Saya berusaha menjawabnya sendiri
terlebih dahulu.
Jawaban saya :
Menurut
William James mengajar pada titik yang sedikit lebih tinggi diatas tingkat pengetahuan
dan pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak.
John dewey meyakini bahwa anak
akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif. Pendidikan seharusnya
difokuskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk
beradaptasi dengan lingkungan. Anak-anak harus belajar agar mampu memecahkan
masalah secara reflektif.
Sementara itu E.L Thorndike
berpendapat bahwa tugas pendidikan yang paling penting adalah menanamkan
keahlian penalaran anak.
Berdasarkan
pandangan 3 tokoh diatas kita mengetahui bagaimana seharusnya anak diperlakukan
demi kemajuan pengetahuannya. Mengingat guru adalah orang yang mengajari anak
di lingkungan sekolah atau pendidikan, maka penting baginya untuk menciptakan
kelas yang penuh perhatian dan nyaman bagi murid.
Misalnya memberi kesempatan murid
untuk berpikir kreatif dan mendalam untuk proyek mereka sendiri, menjaga kelas
tetap aktif bersama dan mengorientasikan kelas kedalam tugas-tugas, memahami
komunikasi nonverbal murid serta memecahkan konflik secara konstruktif, dan
juga membawa semangat dan sikap positif kedalam kelas. Sifat-sifat ini mudah
menular dan membuat kelas menjadi nyaman bagi murid.
Kita
mengetahui bahwa apa yang dilakukan guru akan menimbulkan perubahan pada siswa,
baik itu positif ataupun negative. Dengan demikian peran guru sangat penting
dalam kelas, dimana anak belajar. Dengan kenyamanan belajar yang dirasakan maka
anak akan semangat untuk menggali potensi yang ada dalam dirinya demi
perkembangan ilmu serta pengetahuannya.
Minggu, 11 Maret 2012
PENGGUNAAN BLOG DAN
E-MAIL UNTUK MAHASISWA/I PSIKOLOGI
Sebagai mahasiswa/i yang mengambil
mata kuliah Psikologi Pendidikan T.A 2012/2013, kami diwajibkan untuk memiliki
e-mail dan blog. Jika dilihat dari segi kegunaannya dalam proses belajar
mengajar, e-mail dan blog akan sangat memberikan hasil yang positif. Berikut
teori dari beberapa ahli yang jika kita lihat secara seksama memiliki hubungan.
Berikut uraiannya :
1.William James : “Mulai mengajarkan anak pada titik yang sedikit lebih
tinggi diatas tingkat pengetahuan agar wawasan anak lebih luas”
Penjelasan : Banyak masyarakat disekeliling kita
yang belum begitu mengenal mail dan blog. Apalagi belajar dengan sistem e-learning.
Namun, begitu mahasiswa tersebut diwajibkan memiliki mail dan blog, mahasiswa
tersebut akan mencoba untuk mencari tahu. Dimulai dengan mengutak-atik blog
atau mailnya, hingga ia akan mencari sumber informasi sampai ia dapat
mengerti. Dapat dilakukan dengan searching di google.
2.John
Dewey : “Anak ditempatkan sebagai
pembelajar yang aktif”
Penjelasan : Sudah
tidak zamannya lagi, seorang pelajar hanya mendengarkan pendidik mejelaskan
materi pelajaran didepan kelas. Masa kini yang dibutuhkan adalah mahasiswa
unggulan yang aktif. Dengan adanya mail dan
blog, mahasiswa juga dapat menuangkan kreatifitasnya dengan cara menghias blog.
Selain itu, mahasiswa juga dapat saling sharing
ilmu dengan sesama blogger lainnya.
3.E.L.
Thonrdike : “Law of effect”
Penjelasan : yang
dimaksud dengan Law of effect adalah kemungkinan perilaku tersebut akan
dilakukan lagi dikemudian hari. Nah, ketika mahasiswa sudah memiliki mail dan blog, mahasiswa harus
mengkonfirmasi ke dosen pengampu. Ketika dosen memberikan feedback berupa dorongan untuk terus berkreatifitas, kita dapat
melihat respon dari mahasiswa seperti semakin aktifnya mahasiswa tersebut memposting di blog dan sharing ilmu di chat.
Selain itu, ketika mahasiswa mendapat feedback
dari blog-jumper berupa komentar ataupun
masukan, mahasiswa akan semakin menikmati sistem pembelajaran yang aktif ini.
Pada masa sekarang ini hampir semua
bidang kehidupan manusia tidak bisa lepas dari teknologi. Segala kecanggihan
teknologi dimanfaatkan demi mendapatkan hasil yang maksimal. Demikian juga
dalam bidang pendidikan. Banyak sekolah-sekolah yang menggunakan teknologi
dalam meningkatkan Ilmu pengetahuan pada peserta didik. Dalam dunia pendidikan dikenal istilah
e-learning yang memiliki fungsi:
Meningkatkan interaksi pembelajaran
Mempermudah interaksi pembelajaran dari mana dan kapan
saja
Memiliki jangkauan yang lebih luas
Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi
pembelajaran
Mengingat kecepatan perkembangan
teknologi dalam bidang pendidikan saat
ini maka perlu bagi para pengajar ataupun calon pengajar untuk menguasai
teknologi tersebut. karena bagaimana peserta didik bisa menguasai jika
pengajarnya tidak. Maka dari itu dalam mata kuliah psikologi pendidikan yang
mengkhususkan bagaimana cara mengajar
yang baik, diwajibkan bagi setiap mahasiswa untuk memiliki akun e-mail
dan blog pribadi masing-masing. Tanggapan kami, hal ini adalah hal yang baik
karena mengacu kreativitas mahasiswa dalam mengekspresikan perasaannya. Selain
itu juga sebagai dasar untuk mengenal teknologi lebih baik sehingga pada
akhirnya mampu mengajarkannya kepada peserta didik sehingga terciptalah peserta
didik yang terampil dalam Perkembangan Ilmu dan Pengetahuan.