Jumat, 27 April 2012

Teknologi Dalam Pendidikan


Oktavia R. R. Putri (11-015)


PERTANYAAN :
1.)    Jelaskan persinggungan teknologi dengan pendidikan
2.)    Bandingkan apa yang dibaca di buku (Santrock, 492-500) dengan pendidkan di lingkungan sekolah masing-masing
3.)    Apa yang dimaksud dengan ubiquitos computing dan pandangan masing-masing terhadap ubiquitos computing

 
JAWABAN :
1.)    Persinggungan antara teknologi dan pendidikan terletak pada penggunaan teknologi edukatif yang membantu peserta didik dalam mencari informasi tambahan. Selain itu, teknologi juga harus dikuasai perkembangannya oleh pengajar untuk dapat membimbing murid untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan bahan ajaran.
 
2.)    Standar pendidikan di buku John W. Santrock dibandingkan pendidikan di lingkungan sekolah khususnya di sekolah masing-masing :

TAMAN KANAK-KANAK (TK)
penggunaan tekonlogi pada masa TK sangat minim, hampir tidak ada teknologi yang digunakan secara aktif di masa itu dan pengajaran dilakukan dengan metode konvensional. Sedangkan pada standarnya, anak usia TK harus sudah menggunakan alat input dan output untuk mengoperasikan komputer.

SEKOLAH DASAR (SD)
penggunaan teknologi di masa SD sudah  mulai dikenalkan dengan pengenalan computer, seperti apa itu mouse, keyboard,dll.  Termasuk  bermain games serta menggambar. Tapi, sebagian sekolah belum menerapkan system ini sehingga masih banyak yang belum “melek teknologi” di masa ini. Sedangkan pada standarny, teknologi sudah digunakan untuk aktivitas pemecahan masalah dan pembelajaran mandiri.
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
penggunaan teknologi pada masa ini mulai dikenalkan dan menggunakan aplikasi-aplikasi seperti Microsoft Office dan pengenalan internet. Sedangkan pada standarnya harus sudah bisa mendesain, mengembangkan, dan mempublikasikan suatu produk.

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
penggunaan teknologi pada masa SMA lebih kepada penggunaan internet dan lebih mengerti pada penggunaan software. Sedangkan pada standarnya pelajar usia SMA seharusnya sudah bisa menggunakan informasi online secara rutin untuk kebutuhan riset dan komunikasi.

 
3.)    Ubiquitos Computing
Perubahan penggunaan teknologi yang awalnya pasif berubah menjadi aktif, dituntut oleh lingkungan dan dipengaruhi oleh kemajuan teknologi.
Sementara itu, menurut pandangan kelompok kami ubiquitos computing akan memudahkan pencarian informasi dimana saja dan kapan saja serta kehadirannya tidak bisa dihalangi karena zamanlah yang menuntut kehadiran dari ubiquitos computing.

Rabu, 25 April 2012

Motivasi Intrinsik & Ekstrinsik


MOTIVASI INTRINSIK
Penting untuk membedakan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Berbicara tentang motivasi intrinsik adalah ketika manusia dimotivasi oleh aktivitas alamiah, menguasai sesuatu yang baru dengan senang hati, atau konsekuensi alamiah dari aktivitas tersebut.
Contohnya orang yang membaca cerita nonfiksi yang tidak berhubungan dengan pekerjaan mereka hanya karena tertarik dan untuk mendapatkan pengetahuan baru merupakan suatu motivasi intrinsik. Demikian juga dengan orang yang menyumbang pada kegiatan amal dan tidak memberitahukan namanya. Ia ingin menyumbang tanpa diketahui oleh orang lain. Hal ini juga termasuk kepada motivasi intrinsik.
Motivasi intrinsik adalah melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri.
Motivasi Intrinsik ada dua, yakni :
*      Determinasi Diri dan Pilihan Personal
Salah satu pandangan tentang motivasi intrinsik menekankan pada determinasi diri. Dalam pandangan ini manusia percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Para periset menemukan bahwa motivasi internal dan minat internal dalam tugas sekolah naik apabila murud punya pilihan dan peluang untuk mengambil tanggungjawab personal atas pembelajaran mereka. Misalnya, dalam sebuah studi murid sains di SMA yang diajak untuk mengorganisir sendiri eksperimen mereka, akan lebih perhatian dan berminat terhadap praktik laboratorium ketimbang murid yang diharuskan mengikuti instruksi dan aturan guru yang ketat. (Rainey 1965)

      Pengalaman Optimal
Csikzentmihalyi menggunakan istilah Flow untuk mendeskripsikan pengalaman optimal dalam hidup. dia menemukan bahwa pengalaman optimal itu kebanyakan terjadi ketika oramg merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas. Dia mengatakan bahwa pengalaman optimal terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah. Flow paling mungkin terjadi di area dimana manusia ditantang dan menganggap mereka diri mereka punya keahlian yang tinggi. ketika keahlian manusia tinggi, tetapi aktivitas yang dialaminya tidak menantang hasilnya adalah kejemuan. ketika level tantangan dan keahlian adalah rendah hasilnya adalah apati. dan ketika manusia menghadapi tugas sulit yang dirasa tidak bisa mereka tangani, mereka merasa cemas. 

BAGAIMANA MENAIKKAN MOTIVASI INTRINSIK?
            Pujian adalah salah satu hal yang dapat menaikkan motivasi seseorang khususnya anak. pertanyaan nya adalah apakah pujian tersebut menaikkan motivasi intrinsik atau justru menurunkan motivasi intrinsik.
Pujian dapat menaikkan motivasi intrinsik apabila pujian tersebut :
Ø  Menyatakan bahwa anak sukses bukan karena talenta atau kemampuan alamiah anak tersebut tetapi karena usahanya.
Ø  Tulus dan tidak menyatakan bahwa anak tersebut dikontrol oleh orangtuanya.
Ø  Tidak membandingkan anak dengan anak yang lain.
Ø  Menyatakan secara tidak langsung bahwa orangtua punya standar untuk perilaku anak dan meyakinkan bahwa anak tersebut mampu mencapai target tersebut dengan usaha.
Pada kenyataannya pujian yang berlawanan dengan pujian diatas dapat menurunkan motivasi intrinsik (Henderlong dan Lepper 2002). contohnya jika anak menulis sebuah puisi yang bagus untuk gurunya, menurut Henderlong dan Lepper pujian yang bisa menaikkan motivasi intrinsik anak tersebut adalah :
“saya suka sekali puisi ini. apalagi cara kamu membandingkan dedaunan dan lagu. itu pasti butuh banyak konsentrasi. “
Sementara itu pujian yang mengurangi motivasi intrinsik anak seperti :
” Ini luar biasa! lihat, aku sudah mengatakan bahwa kamu adalah satu-satunya murid yang jenius dikelas Mrs.Long. kalau kamu terus menulis dan menulis setiap malam seperti yang Ibu bilang kamu pasti semakin hebat. Universitas Harvard dan Yale pasti untukmu.”

MOTIVASI EKSTRINSIK
            Motivasi manusia yang diaktifkan oleh penghargaan dari luar. Atau dengan kata lain melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Contoh anak yang tidak suka tugas Matematika tetapi mengerjakan tugas matematika karena aka nada hadiah jika jawabannya benar. Maka ia termotivasi secara ekstrinsik. Ia melakukan tugas itu bukan karena tertarik pada pelajaran tersebut tetapi karena ada hadiah yang ditawarkan. Sama halnya dengan seseorang yang bekerja keras untuk jadi pegawai yang baik. Alasan utamanya adalah ingin dikagumi rekan-rekannya bukan karena ketertarikannya pada pekerjaan tersebut. Hal ini juga merupakan motivasi ekstrinsik.
            Orang yang termotivasi secara intrinsik cenderung bekerja lebih keras. merak lebih menikmati pekerjaan mereka dan selalu tampil lebih kreatif daripada orang yang dimotivasi secara ekstrinsik. motivasi intrinsik dibentuk oleh pengalaman belajar kita. Contohnya anak dari keluarga yang menekankan bahwa belajar itu menarik dan penting memiliki motivasi intrinsik untuk belajar di sekolah.
            Barangkali permasalahan yang paling signifikan dalam memperhatikan perbedaan motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik adalah pertanyaan kapan penghargaan dari luar harus diberikan orangtua, guru dalam usaha untuk meningkatkan motivasi? Kapan saat yang tepat untuk menggunakan motivasi ekstrinsik dalam bentuk positive reinforcement untuk meningkatkan frekuensi beberapa perilaku?
            Fakta menyatakan bahwa jika suatu perilaku jarang terjadi, dapat diasumsikan bahwa motivasi intrinsic tersebut rendah. Maka motivasi ekstrinsik baik digunakan dalam meningkatkan frekuensi terjadinya perilaku tersebut. Anak yang tidak suka matematika akan lebih sering menegerjakannya jika diberi tambahan uang jajan misalnya. Sementara itu jika individu tersebut sudah memiliki motivasi intrinsic untuk melakukan sesuatu aktivitas, menambahkan motivasi ekstrinsik justru dapat mengurangi motivasi intrinsiknya. Contohnya ada anak yang suka menggambar di sebuah sekolah. Apabila ia diberi sertfikat atau hadiah setiap kali ia menggambar dengan baik maka  mereka akhirnya jarang menggambar disbanding anak yang tidak diberi hadiah. Banyak studi yang menyatakan bahwa kita harus berhati-hati untuk memberikan motivasi ekstrinsik yang tidak penting karena bisa menurunkan motivasi intrinsik.

Senin, 09 April 2012

PSIKOLOGI SEKOLAH




Nama anggota kelompok :

Kedudukan psikologi sekolah dalam ilmu psikologi
Peran psikologi sangatlah penting dalam ilmu psikologi.  Karena Psikologi sekolah berusaha untuk menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk mind set anak. Psikologi sekolah juga dapat berperan sebagai konselor, memberikan saran-saran dan pertimbangan dalam penyusunan kurikulum dan program sekolah dengan memperhatikan dan menerapkan prinsip-prinsip psikologi dalam bidang pendidikan.

Perbedaan psikologi sekolah dan psikologi pendidikan
Psikologi sekolah membahas area yang lebih sempit jika dibandingkkan dengan psikologi sekolah. Psikologi sekolah mempelajari masalah belajar dan emosional pada tiap anak. Sedangkan dalam Psikologi Pendidikan yang  pelajari lebih bersifat umum dan berfokus pada proses belajar dan mengajar, misalnya dengan melakukan riset tentang metode pendidikan atau pengajaran dan membantu membimbing para guru dan ahli psikologi sekolah.

Fungsi sekolah sbg agen perubahan
Para pendidik menaruh kepercayaan yang besar akan kekuasaan pendidikan dalam membuat suatu perubahan oleh karena itu setiap anak diharapkan memasuki sekolah dan dapat diberikan ide-ide baru tentang masyarakat yang lebih indah dan harmonis. Sekolah dapat merekomendasi atau mengubah dan membentuk kembali masyarakat baru.Pendidikan berfungsi untuk menyampaikan, meneruskan atau menstransmisi kebudayaan. Perubahan yang asasi tak akan terjadi tanpa persetujuan pihak yang berkuasa dan masyarakat. Sistem pendidikan adalah alat yang ampuh mengintrodusir generasi muda agar menciptakan suatu masyarakat menurut keinginan mereka yang mengontrolnya. Perubahan kekuasaan dalam suatu negara misalnya oleh golongan yang menganut ideologi lain akan memanfaatkan sekolah sebagai alat untuk membangun masyarakat baru menurut ideologi mereka. Untuk itu mereka selanjutnya harus cukup lama memegang kekuasaan untuk mengindoktrinasi rakyat seluruhnya secara tuntas.Hubungan pendidikan dengan perubahan punya keterkaitan karena dengan adanya perubahan dalam pendidikan itu berarti bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mengalami peningkatan. Akan tetapi tidak selamanya perubahan itu akan diterima begitu saja.

Metode yang digunakan dalam sistem pengajaran Sekolah
a. Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
b. Metode diskusi ( Discussion method )
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).
c. Metode demontrasi ( Demonstration method )
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, ( 2000).
d. Metode atau strategi belajar yang digunakan oleh individu (Sukadji, 2001).
Banyak sekali metode dalam pembelajaran yang diterapkan saat ini, baik oleh individu, maupun oleh lembaga pendidikan. Salah satu metode pembelajaran yang saat ini banyak diterapkan oleh individu dalam proses belajarnya, yaitu metode Quantum Learning. Metode Quantum Learning merupakan metode yang berusaha untuk mengubah belajar yang berbeda dibandingkan dengan metode belajar pada umumnya. Dalam Quantum Learning diupayakan menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang dapat memaksimalkan proses belajar. Manfaat metode Quantum Learning adalah meningkatkan peran sebagai pelajar yang memikul tanggung jawab pada diri sendiri sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dengan belajar sedapat mungkin dari setiap situasi dan memanfatkannya untuk diri sendiri dan orang-orang yang didekatnya. Aspek-aspek dalam model pembelajaran Quantum Learning ini meliputi: Lingkungan belajar, Memiliki sikap positif, Gaya Belajar, Teknik Mencatat, Teknik Menulis, Kekuatan Ingatan, Kekuatan Membaca, dan Berpikir Kreatif (Deporter, 2002). 

Permasalahan yang terjadi di sekolah & solusi pemecahan masalah
Dalam setiap kehidupan manusia pasti ada masalah dan solusi pemecahan masalah. Seperti halnya di sekolah. Adapun beberapa masalah yang ada di sekolah seperti antara lain : Tawuran, Narkoba, Seks diluar sekolah, Sering Cabut, pergaulan bebas, dll.
Adapun solusi-solusi terhadap masalah tersebut antara lain dengan mengambil guru bimbingan dan konseling di sekolah yaitu dengan mengambil guru yang memang berasal dari background pendidikan bimbingan dan konseling dimana guru tersebut lebih memahami tentang psikologi pendidikan dan sekolah. Bimbingan dan konseling tidak hanya menangani para siswa yang nakal saja, akan tetapi juga menjadi pencegah dan memberi solusi pemecahan masalah. Bimbingan dan konseling juga harus mampu untuk mendiagnosis permasalah yang di alami oleh siswa, karena hal tersebut akan mempermudah bimbingan dan konseling untuk dapat mengatasi dan memecahkan permasalahan. Bimbingan dan koseling juga harus dapat saling berkoordinasi dengan beberapa elemen yang berda di sekolah, dari kepala sekolah, wali kelas, guru-guru mata pelajaran serta orang tua murid. Bimbingan dan konseling harus mempunyai pendekatan terhadap para siswa disekolah yaitu: pendekatan secara tradisional, pendekatan development, dan pendekatan neotradisional. Bimbingan dan konseling juga harus mempunyai taknik-taknik, yaitu taknik secara kelompok maupun taknik secara individual. Pengunaan teknik-teknik tersebut akan membantu dalam proses bimbingan dan konseling.
Peran Psikolog Sekolah
v  Fungsi instruksinal, sebagai umpan balik bagi guru dan siswa, atas keberhasilan atau kegagalan dalam pelajaran atau keperluan perbaikan proses pengajaran. 
v  Fungsi adminisrtatif, meliputi; seleksi dan penempatan sebagai sarana untuk menaring siswa dalam memenuhi prasyarat yang dibutuhkan atau memasukkan siswa dalam tingkat kelas tertentu,. 
v  Fungsi bimbingan,tes juga dapat dijadikan sebagai alat diagnostic psikoedukasional dalam bentuk bimbingan,yang dapat digunakan saat memilih jurusan diperguruan tinggi, menemukan kemampuan-kemampuan yang belum tampak sebelumnya.
v  Pelaksanaan tes 
v  Melakukan wawancara dengan siswa, guru, orangtua, serta orang-orang yang terlibat dalam pendidikan siswa 
v  Observasi siswa di kelas, tempat bermain, serta dalam kegiatan sekolah lainnya 
v  Mempelajari data kumulatif prestasi belajar siswa.

Hal-hal yang diberikan dalam kaitannya layanan psikolog sekolah
v  Tingkat I (psikodiagnostik); meliputi pelayanan tes kecerdasan, kemudian pemberian laporan tertulis yang memberi gambaran kelemahan dan kekuatan yang terungkap oleh tes tersebut. 
v  Tingkat II (klinis dan konseling); perhatian psikolog sekolah terhadap anak didik bersifat menyeluruh, yang mana membantu pihak sekolah dalam menyelesaikan berbagai masalah kesmen yang dihadapi anak. Pada tingkat ini peran psikolog erat dengan masalah kelompok dalam kelas dan masalah yang berkaitan dengan kelas.
v  Tingkat III (indusrti dan organisasi); dalam hal ini psikolog ikut terlibat dalm tindakan yang menyangkut kebijakan dan prosedur sekolah, dalam pengembangan dan evaluasi program serta pelayanan sekolah,dapat berupa; supervisi, pendidikan, konsulatan bagi kariawan edukatif maupun nonedukatif (membantu malakukan seleksi, penempatan, serta urusan-urusan personalia lain), dan bekarja sama dengan ahli-ahli lain dalam masyarakat.

Perbedaan Psikolog Sekolah dan Psikolog PENDIDIKAN DAN GURU BK

Psikolog pendidikan adalah orang yang menerapkan ilmu-ilmu psikologi ke dalam dunia pendidikan. Sedangkan  psikolog sekolah adalah orang yang menerapkan ilmu-ilmu psikologi pendidikan ke dalam dunia sekolah saja.Tidak terdapat begitu banyak perbedaan yang signifikan antara psikolog pendidikan dengan psikolog sekolah, karena keduanya bergerak di dalam dunia belajar-mengajar dan memiliki satu tujuan yang sama, yakni untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan.Teoris dan peneliti lebih diidentifikasi sebagai seorang psikolog pendidikan. Sementara praktisi di sekolah lebih diidentifikasi sebagai seorang psikolog sekolah. Jadi, seorang psikolog pendidikan tidaklah harus terlibat secara langsung ke dalam semua aktivitas sekolah, karena tugasnya hanya sekadar meneliti dan mengeluarkan sebuah teori. Sedangkan psikolog sekolah, mereka berkewajiban menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang menurutnya dapat mengembangkan potensi sekolahnya, ataupun menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang telah terbukti keampuhannya menurut hasil penelitian psikolog pendidikan.Berbeda dengan psikolog sekolah, seorang psikolog pendidikan tidak hanya bergerak sebatas di dalam ruang lingkup sekolah. Psikolog pendidikan juga bisa bergerak di dalam ruang lingkup sekolah tinggi, depdiknas, dan sebagainya yang mempunyai hubungan dengan dunia pendidikan.


Sumber :
 www.unikeduplus.com

Jumat, 06 April 2012

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Nama Kelompok:
  1. Melina Siallagan (11-031)
  2. Kristin Citra Napitupulu (11-051)
  3. Yohana Chrisela R (11-083)



PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kecerdasan, yaitu daya pikir, daya cipta, emosi, spiritual, berbahasa / komunikasi, dan sosial.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. PAUD diperuntukkan untuk anak usia 0-6 tahun. Anak usia tersebut dipandang memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak usia di atasnya dan anak pada usia tersebut pada masa golden age. PAUD adalah investasi yang sangat besar bagi keluarga dan bangsa, karena PAUD membentuk anak Indonesia yang berkualitas yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mempengaruhi kehidupan di masa dewasanya.
Pendidikan anak usia dini  sangat perlu dukungan keluarga dan lingkungan sekitar tempat tinggal serta guru yang mengajar agar terjadi ke singkronan di antara nya. Hal ini sangat penting bagi setiap orang tua untuk memahami bahwa seorang anak menghabiskan enam tahun dalam membentuk karakter anak.Sangat disarankan bahwa pendidikan anak usia dini selama 0 tahun sampai dengan 6 tahun harus lebih difokuskan pada pengajaran anak-anak tentang dunia di sekitar mereka melalui bermain serta di berikan wawasan yang lebih baik lagi.
Untuk mencapai keberhasilan pendidikan usia dini tentunya harus di barengi juga dengan kualitas makan serta gizi yang baik ini sangat mempengaruhi masa pertumbuhan serta daya ingat otak anak untuk dapat menyerap pendidikan usia dini dengan baik.Dengan melakukan dan mengoptimalkan pendidikan usia dini sama artinye telah membantu pemerintah dalam program mencerdaskan generasi penerus bangsa.
Fungsi PAUD

Mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial dan emosional.

Tujuan PAUD
  • Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak usia dini (AUD) untuk tumbuh dan berkembang, sesuai dengan usia dan potensinya.
  • Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika terjadi penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini.
  • Menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan mengasyikkan bagi AUD, yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang selanjutnya.
Tahapan berkembangan berdasar aspek perkembangan anak prasekolah (usia dini).

   1.Perkembangan Jasmani
Dengan bertambahnya usia, perbandingan antar bagian tubuh akan berubah. Dengan bertambahnya usia, letak grativitas makin berada dibawah tubuh. Dengan demikian bagi anak yang makin berkembang usianya, keseimbangan tersebut ada ditungkai bagian bawah. Gerakan anak pra sekolah lebih terkendali dan terorganisasi pola-pola, seperti menegakkan tubuh dalam posisi berdiri, tangan dapat terjuntai secara santai, dan mampu melangkahkan kaki dengan menggunakan tungkai dan kaki. Terbentuknya pola-pola tingkah laku ini memungkinkan anak untuk berespon dalam berbagai situasi. Kecepatan perkembangan jasmani dipengaruhi oleh gizi,
kesehatan dan lingkungan fisik lain, misalnya tersedianya alat permainan serta kesempatan yang diberikan kepada anak untuk melatih berbagai gerakan. Keterampilan motorik kasar dan halus sangat pesat kemajuannya pada tahapan anak pra sekolah. Keterampilan motorik kasar adalah koordinasi sebagian besar otot tubuh, misalnya melompat, jungkat-jungkut dan berlari. Keterampilan motorik halus adalah koordinasi bagian kecil tubuh terutama tangan. Keterampilan
motorik halus misalnya kegiatan membalik halaman buku, menggunakan gunting dan menggabungkan kepingan apabila bermain puzzle.

  2. Perkembangan Kognitif
Kognitif merupakan pengertian yang luas mengenai aktivitas berfikir dan mengamati. Namun dalam pengertian yang sederhana, kognitif senantiasa diartikan sebagai kecerdasan berfikir. Jadi kognitif merupakan bentuk tingkah laku yang menyebabkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan.
Perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan kemampuan merancang, mengingat, dan mencari penyelesaian masalah yang dihadapi, kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai macam cara berfikir yang dimiliki untuk menyelesaikan berbagai masalah. Yang tentunya kemampuan anak-anak usia dini dalam memecahkan tidak sama dengan usia dewasa.


  3. Perkembangan Bahasa
Seiring tumbuh dan bekembangnya diri seorang anak, produk bahasa mereka turut meningkat dalam segi kuantitas, keluasan dan keruimitannya. Mempelajari perkaembangan bahasa umumnya ditunjukkan pada rangkaian dan percepatan perkembangan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa sejak usia bayi dan kehidupan selanjutnya.Anak prasekolah pada umumnya sudah mampu meengembangkan keterampilan bicara melalui percakapan yang dapat menarik perhatian orang lain. Secara bertahap anak-anak berubah dari melakukan ekspresi suara saja, lalu berekspresi dengan komunikasi, dan hanya dari berkomunikasi dengan menggunakan gerakan dan isyarat untuk menentukan kemauannya berkembang menjadi komunikasi melalui ujaran yang tepat dan jelas.



  4. Perkembangan Emosi dan Social
Setiap orang memiliki emosi, baik berupa rasa senang, marah dan lain-lain dalam menghadapi lingkungan sekitarnya. Dalam periode prasekolah, anak dituntut untuk menyesuaikan diri dengan berbagai orang dari berbagai tatanan yaitu keluarga, teman sebaya dan sekolah. Perkembangan emosi berhubungan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Pada tahap ini emasi yang dimiliki anak prasekolah lebih rinci yang dipengaruhi oleh berbagai macam factor, pertama adalah kesadaran kognitifnya telah meningkat yang memungkinkan pemahaman terhadap lingkungan berbeda dari tahapan semula, serta daya imajinasi atau daya khayalnya lebih berkembang. Selain itu ada hal-hal lain yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu,
perkembangan wawasan social dimana teman-teman sebaya mulai memiliki pengaruh dalam kehidupan sehari-hari anak.Orang tua atau keluarga dalam perkembangan anak merupakan
lingkungan social pertama yang dikenal oleh anak, atau dapat dikatakan bahwa seorang anak mengenal kehidupan social pertamatama di dalam lingkungan keluaraga. Adanya interaksi antara anggota keluarga yang satu dengan yang lain itu menyebabkan bahwa seorang menyadari bahwa ia berfungsi sebagai individu dan juga mahluk social.


Sumber :
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2134149-fungsi-pendidikan-anak-usia-dini/#ixzz1rHRgUgDi